Laman

Jumat, 30 April 2010

kontrasepsi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya konsepsi/kehamilan dengan memakai cara, alat, obat-obatan yang dapat bersifat permanen (Manuaba, 2001).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau menetap, yang dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat, atau dengan operasi (Mansjoer, 1999).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Winkjosastro, 1999). Kontrasepsi (kontra-konsepsi) merupakan pencegahan terjadinya kehamilan atau konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).
Memasuki awal tahun pertama pembangunan jangka panjang tahap II. Pembangunan Gerakan Keluarga Berencana Nasional ditujukan terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keluarga sebagai kelompok sumber daya manusia terkecil yang mempunyai ikatan batiniah dan lahiriah. Dimana merupakan pengembangan sasaran dalam mengupayakan terwujudnya visi Keluarga Berencana Nasional yang kini telah diubah visinya menjadi “Keluarga Berkualitas Tahun 2005” keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. (Sarwono, 2003). Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. (BKKBN,2004).

Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan cyclofem. Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan.kelemahan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorhoe,menoragia dan muncul bercak( spotting),terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, pertambahan berat badan 2 kg dari berat badan pada kunjungan pertama (Saifuddin, 2003).
B. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan kontrasepsi.
2. Hubungan alat-alat kontrasepsi tersebut kaitannya dengan peningkatan berat badan akseptor.
3. Untuk Mengetahui manfaat serta tujuan penggunaan alat kontrasepsi.











BAB II
PEMBAHASAN

A. Riset
Pertambahan berat badan disebabkan oleh retensi cairan, bertambahnya lemak pada tubuh, dan meningkatkan selera makan (Hartanto, 2004). Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada bulan Desember 2003 di Jawa Timur sebanyak 5.380.243 peserta atau 107,8 % dari PPM sebesar 4.989.050 yang terdiri atas 1.082.934 peserta IUD (81,60 % dari PPM sekitar 1.327.100), 18.941 peserta MOP (109,17 % dari PPM sebesar 17.350), 337.937 peserta MOW (101,60 % dari PPM sebesar 332.600), 472.500 peserta implant (78,11 % dari PPM sebesar 604.900), 2.281.238 peserta suntikan (163,06 %) dari PPM sebesar 1.030.400), 22.025 peserta kondom dan obat vaginal (7,93 % dari PPM sebesar 277.700). Pencapaian tertinggi pada suntikan sebesar 163,06 %, terendah pertama adalah kondom dan obat vaginal (7,93 %). (BKKBN, 2003).
Kegiatan pelayanan kasus efek samping pada bulan Desember 2003 di Jawa Timur, pelayanan kasus efek samping yang tertinggi dari peserta KB suntikan yaitu sebesar 2.672 kasus atau 54,8 %, berikutnya diikuti Peserta IUD sebesar 951 kasus atau 19,5 %. Sedangkan jumlah kasus terendah terdapat pada peserta KB kondom yaitu sebesar 0,0 %. (BKKBN, 2003)
Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Enny Juniati Sutorejo Surabaya didapat jumlah KB pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 3054 akseptor dengan data sebagai berikut : kontrasepsi suntik (85,8%), kontrsepsi pil (13,8%), kontrasepsi IUD (0,2%), kontrasepsi Implant (0,06%), kontrasepsi suntik yang mengalami peningkatan berat badan (68,6 %), spotting (19,1%), amenorhoe (21,3%), kontrasepsi pil yang mengalami peningkatan berat badan (47,3%), spotting (31,2%), amenorhoe (21,3 %), kontrasepsi IUD yang mengalami peningkatan berat badan (42,8%), spotting (28,6%), amenorhoe (28,6%), dan kontrasepsi Implant yang mengalami peningkatan berat badan (50%), spotting (50%), amenorhoe(0%).
Melihat dari uraian diatas masalah yang ada adalah tingginya penggunaan alat kontrasepsi suntik dan tingginya efek sampingnya dibanding penggunaan alat kontrasepsi yang lainnya. Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan berat badan. Dan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang kejadian peningkatan berat badan yang dialami akseptor kontrasepsi suntik maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan.
Pembangunan gerakan keluarga berencana nasional ditujukan terutama umtuk mneingkatkan kualitas sumber daya manusia dimana keluarga sebagai sumber daya terkecil yang mempunyai ikatan lahiriah dan batiniah.
Aspek-aspek reproduksi adalah kontrasepsi antara lain :
 IUD
 Suntik
 Pil
 Implant
 Kontap
 Kondom
a. IUD
Alat kontrasepsi IUD/AKDR adalah alat kecil yang terdiri dari bahan plastik yang lentur, yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh petugas kesehatan yang terlatih (Manuaba, 1999).
Mekanisme Kerja Kontrasepsi IUD Menurut Saifuddin, 2003 Mekanisme kerja Kontrasepsi IUD adalah:
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
- Kontrasepsi IUD bekerja teutama untuk mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi wanita dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
- Memungkinkan terjadinya implantasi telur dalam uterus.
Gambar Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD




















b. Suntik
Alat kontrasepsi suntik adalah alat kecil yang terdiri dari bahan plastik dan sejenis logam dimana mempunyai luban yang sangat kecil untuk memasukan dan mengeluarkan cairan yang sudah diserap. Cara kerja sama dengan pil. Efektifitasnya mencapai 99%. Keuntungan metode ini antara lain disuntikkan setiap tiga bulan sekali, efektif, tahan lama, melindungi akseptor terhadap kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui. KB suntik juga dapat mengurangi kram saat menstruasi, dan tidak mengganggu aktivitas seksual.
b. Pil
Pil adalah sejenis obata diman dia berupa tablet yang sudah dikemas dan dibentuk sesuai ukuran ukuran kecil yang dibutuhkan. Pil menghasilkan hormon estrogen dan progesterone buatan, yang cara kerjanya menyerupai hormon alami yang diproduksi oleh tubuh setiap bulan. Estrogen akan mencegah produksi sel telur (ovum) dari ovarium, sehingga pembuahan tidak terjadi. Mini-pil biasanya hanya mengandung progesterone. Efektifitas metode ini adalah 99% untuk pil kombiniasi dan 86% untuk mini pil. Keuntungan metode Pil ini antara lain mengurangi risiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul. Kontrasepsi Pil juga mengurangi sindroma pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista ovarium, dan nyeri payudara. Penggunaan Pil memungkinkan siklus menstruasi lebih teratur, serta tidak mengganggu aktifitas seksual. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
c. Implant
Sama dengan pil kecuali susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesterone yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh. Efektifits mencapai 99 %. Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan. Metode ini juga dapat melindungi wanita dari kanker rahim, aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui, serta tidak mengganggu aktivitas seksual.


d. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang berupa benda seperti karet dimana mempunyai ruang dan ruang tersebut digunakan untuk memasukkan alat kelamin (penis). Cara kerjanya adalah mencegah sperma mencapai serviks (leher rahim). Efektivitas mencapai 80-90% (dapat meningkat jika digunakan bersama spermisida). Keuntungan metode ini antara lain tidak memerlukan resep, melindungi terhadap beberapa penyakit akibat hubungan seksual, serta aman, kesuburan segera pulih setelah tidak memakai kondom lagi.
B. Metodologi
Identifikasi masalah :
Sesuai dengan yang tercantum pada latar belakang, banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemakaian KB suntik. Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pemakaian KB suntik meliputi :
1. Umur
Merupakan usia individu yang terhitung mulai saat melahirkan sampai saat berulang tahun (Elisabeth, B.H, 1995). Pada wanita yang berusia antara 20 – 30 tahun, kontrasepsi suntik merupakan pilihan kedua setelah IUD, pada usia ini merupakan fase untuk menjarangkan kehamilan dibutuhkan suatu alat kontrasepsi yang mempunyai daya kerja lama dan salah satunya kontrasepsi suntik. Karena seorang wanita yang telah mengakhiri pemakaian kontrasepsi suntik lebih dari 60 % sudah hamil dalam waktu 1 tahun dan 90% dalam waktu 2 tahun. (hartanto, H, 1996). Seperti dikemukakan Hargono (1985) menyatakan ±40% wanita usia 20 – 24 tahun menggunakan alat kontrasepsi pil dan suntik dan dengan semakin meningkatnya usia semakin sedikit yang menggunakan kontrasepsi pil dan suntik.
2. Pendidikan
Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan menerima informasi dari pada seseorang yang berpendidikan rendah (Broewer, 1993). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru (BKKBN, 1980). Dalam hubungan dengan pemakaian kontrasepsi pendidikan akseptor dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan pemakaiannya.
3. Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu – ibu akan mempunyai pengaruh terhadap keluarga. (Markum, AH, 1991). Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan mempengaruhi pendapatan dan status ekonomi keluarga. Suatu keluarga dengan status ekonomi atas terdapat perilaku fertilitas yang mendorong terbentuknya keluarga besar (Singarimbun, 1996).Status pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya factor pengaruh lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontra sepsi.
C. Analisis
1. Pembatasan
Melihat dan identifikasi beberapa permasalahan yang terkait dengan status pemakaian kontrasepsi suntik sangatlah kompleks dan bervariasi, karena adanya keterbatasan waktu sehingga tidak mempelajari secara keseluruhan. Penelitian ini membatasi pada hubungan kontrasepsi dengan peningkatan berat badan sehingga data yang diperoleh dapat memberikan informasi mengenai keadaan yang sebenarnya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah adalah :
Apakah ada hubungan antara kontrasepsi suntik 1 bulan atau 3 bulan dengan peningkatan berat badan akseptor KB di BPS Enny Juniati tahun 2006.


D. Tujuan Penggunaan Kontrasepsi
Menurut Manuaba (2001), tujuan penggunaan kontrasepsi adalah:
- Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
- Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah masa yang paling baik untuk melahirkan dengan dua anak yang jarak kelahirannya 3-4 tahun.
E. Syarat Kontrasepsi yang Baik
Menurut Mochtar (1998), kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
3.Lama kerjanya dapat diatur sesuai keinginan.
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5. Cara penggunaannya sederhana.
6. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
7. Dapat diterima oleh pasangan suami istri






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.
Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya konsepsi/kehamilan dengan memakai cara, alat, obat-obatan yang dapat bersifat permanen (Manuaba, 2001).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau menetap, yang dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat, atau dengan operasi (Mansjoer, 1999).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Winkjosastro, 1999). Kontrasepsi (kontra-konsepsi) merupakan pencegahan terjadinya kehamilan atau konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).
Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu menunda / mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan / mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Secara skematis, pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional dijelaskan seperti
Berdasarkan materi di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan gerakan keluarga berencana nasional ditujukan terutama umtuk mneingkatkan kualitas sumber daya manusia dimana keluarga sebagai sumber daya terkecil yang mempunyai ikatan lahiriah dan batiniah.


Alat-alat kontrasepsi yang digunakan antara lain :
 IUD
 Suntik
 Pil
 Implant
 Kontap
 Kondom
Dari aspek diatas meliputi factor-faktor yang dapat mempengaruhi pemakaian KB yaitu
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan










DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2003. Alat Kontrasepsi, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta : BKKBN.
BKKBN. 2003. Huhungan Alat Kontrasepsi Akseptor
www.geogle.Hubungan Alat Kontrasepsi.co.id.

Tidak ada komentar: